Di kotaku, hari ini langit menumpahkan hujan seperti hari-hari dalam minggu ini. Beberapa kali langit yang menghitam itu nampak berkedip terang dicambuk petir dan gemuruh. Dan aku hanya duduk di samping jendela rumahku menikmati pemandangan.
Siang ini sudah seperti malam.
Tak ada suara jangkrik sahut-menyahut seperti malam tenang yang pernah kita lalui. Tak ada semilir angin dingin yang membuat hati kita hangat berdansa. Tak ada rembulan yang pernah menyaksikan kita. Dan kini, hanya ada paduan suara kodok menyanyikan lagu-lagu kasmaran.
Lamunanku berselimut tenang, titik-titik nafasku tertampung dalam kaca jendela. Lalu kutulis namamu di atasnya, kupandang dan lalu hilang, Aku tulis ulang dengan lebih indah dan lalu hilang. Dan tiba-tiba suara petir menyambar garang, memporakporandakan lamunku tentangmu.
Sayang… aku kangen.
Aku akan segera pulang.
Siang ini sudah seperti malam.
Tak ada suara jangkrik sahut-menyahut seperti malam tenang yang pernah kita lalui. Tak ada semilir angin dingin yang membuat hati kita hangat berdansa. Tak ada rembulan yang pernah menyaksikan kita. Dan kini, hanya ada paduan suara kodok menyanyikan lagu-lagu kasmaran.
Lamunanku berselimut tenang, titik-titik nafasku tertampung dalam kaca jendela. Lalu kutulis namamu di atasnya, kupandang dan lalu hilang, Aku tulis ulang dengan lebih indah dan lalu hilang. Dan tiba-tiba suara petir menyambar garang, memporakporandakan lamunku tentangmu.
Sayang… aku kangen.
Aku akan segera pulang.
0 blogger-facebook:
Post a Comment