Saya yakin para pengidap penyakit akut yang diderita oleh cebong dan kampret pasti mempunyai smartphone baik itu berbasis android atau iphone. Analisa pertama yang bisa anda lakukan untuk mengetahui sumber penyakit mereka adalah menginstall dua aplikasi sebagai percobaan. Pertama, install aplikasi media sosial yang menyediakan jasa pelayanan penyebaran iklan, sebagai contoh populer, install-lah aplikasi facebook di smartphone anda. Kedua, install juga aplikasi jual-beli online yang sudah dipastikan mereka memasang iklan di facebook. Sebagai contoh; Bukalapak.
Jika keduanya sudah ada di gadget anda. Lalu bukalah aplikasi bukapalak dan tulislah dalam kolom pencarian yang ingin dibeli, misal ketik “laptop murah unyu-unyu”. Scroll ke bawah seolah-olah anda benar-benar sedang mencari laptop unyu. Setelah lihat-lihat barang yang sebenarnya nggak sanggup anda beli itu *hehe*, lalu tutuplah aplikasi bukalapak. Beberapa saat kemudian bukalah aplikasi facebook anda. Scroll terus ke bawah dan anda akan menemukan iklan dari bukalapak di beranda Facebook anda sedang menawarkan beberapa laptop unyu-unyu, imut dan menggemaskan. Iklan penawaran di beranda facebook tidak hanya dari bukalapak, tapi kadang dari lazada, shopee dan lain-lain juga menawarkan produk yang sama; laptop!.
Tutup aplikasi facebook, bahkan kalau perlu anda logout dari akun anda, lalu kembali masuk. Maka lagi-lagi bukalapak, lazada, shopee dan lain-lain akan memberikan pemandangan sejenis di beranda facebook anda.
Tutup aplikasi facebook, bahkan kalau perlu anda logout dari akun anda, lalu kembali masuk. Maka lagi-lagi bukalapak, lazada, shopee dan lain-lain akan memberikan pemandangan sejenis di beranda facebook anda.
Mengapa ini bisa terjadi?
Ketahuilah wahai para cebong dan kampret yang disayang wowo-wiwi. Bahwa aplikasi apapun di smartphone anda itu menyimpan data aktifitas ketikan jari anda dan membentuk rumus-rumus algoritma tertentu yang kalau saya jelaskan di sini pasti anda akan sakit kepala. Jadi, percayailah saja apa yang saya tuliskan ini.
Facebook misalnya, tentu akan mawaddah sekali ketika anda berlama-lama sakinah di depan layar facebook. Cara agar anda senang berlama-lama di depan facebook adalah menampilkan sesuatu yang anda senangi. Misal, ada teman di facebook yang berbagi link video tentang orang kesurupan kuntilanak, lalu link tersebut anda beri jembol, beri komentar dan bahkan anda share di akun anda karena ada keterangan kalo like dan ketik komentar ‘amin’ akan masuk surga. Aktifitas jari anda ini diketahui oleh facebook dan dengan rumus algoritma yang rumit dijelaskan, facebook secara otomatis akan menampilkan tema-tema sejenis dengan konten yang anda sukai tadi; kesurupan genderuwo, kesurupan kolor ijo dan kesurupan mak lampir.
Data algoritma aktifitas pengguna facebook ini kemudian bisa jadi “dibeli” oleh suatu perusahaan. Biasanya, perusahaan marketinglah (meminjam istilah Gus Prabowo dalam debat capres kemarin “yang online-online itu”) yang doyan beginian, tujuannya tidak lain ya karena mereka jualan supaya laku. Perusahaan-perusahaan tersebut akan menampilkan apapun yang anda senangi agar anda membeli di platform mereka. Jadi jangan kaget kalau di facebook anda menemukan penawaran barang-barang yang anda cari padahal tadi anda mencari produk tersebut di platform jualan seperti bukalapak, Lazada, shopee dan lain-lain.
Jika masalahnya di sini, maka semua akan baik-baik saja. Tapi akan jadi masalah ketika data aktifitas jari anda di media sosial ini dibeli oleh seseorang atau suatu kelompok untuk kepentingan politis, maka siap-siaplah untuk teridap penyakit jiwa tanpa anda menyadarinya.
Bayangkan, seorang kampret misalnya yang membagikan konten video tentang hal-hal negatif tentang Wiwi. Lalu link tersebut muncul di beranda facebook anda, kemudian anda berikan jejak tanda jempol atau bahkan anda share. Aktifitas jari anda ini terekam di facebook, dan facebook dengan sistem algoritmanya mengira anda menyukai informasi tersebut, maka facebook akan menampilkan konten-konten informasi yang mirip dengan tema tersebut secara kontinyu di beranda facebook anda agar anda berlama-lama mendekam di hadapan layer facebook.
Jika dalam sehari saja misalnya anda membaca tulisan atau menonton video terkait hal-hal negatif pada Wiwi, maka jangan heran di alam bawah sadar anda akan tercipta keyakinan yang haqqul yaqin bahwa Wiwi adalah manusia buruk pekerti. Apapaun yang dilakukan seseorang di negeri Wakanda maka itu semua karena kesalahan Wiwi.
Demikian juga sebaliknya, ada juga seorang cebong yang menjelak-jelekkan Wowo. Kemudian calon cebong awalnya tidak sengaja memberikan jempol, facebook akan otomatis memberikan asupan informasi berdasar aktifitas jari tersebut. Maka jadilah ia cebong sejati, karena asupan informasi yang akan dia terima dari beranda facebook adalah konten-konten kejelekan Wowo, apapun hal-hal aneh terkait Wowo, akan ditelan mentah-mentah dan menjadi keimanan yang paripurna.
Sebab itu, selama cebong-kampret melakukan aktifitas seperti ini, mereka tidak akan bisa bersatu di dunia maya. Kecuali nanti di neraka, mereka kemungkinan besar akan hidup bersama-sama.
Para pakar menyebut nama penyakit ini dengan istilah penyakit Filter Bubble. Maksudnya, cebong terpenjara dalam Bubble Wiwi dan kampret terpenjara dalam Bubble Wowo. Penyakit ini sederhana sebabnya, tapi efeknya luar biasa. Bahkan bisa jadi aktifitas-aktifitas perang di dunia maya, bisa berakibat saling tonjok-tonjokan di dunia nyata dan saling santet di dunia ghaib. Yang paling bahaya, bahkan beberapa pakar mengatakan, bisa merubah karakter bangsa. Nah lho!. Bagaimana tidak, katanya bangsa yang santun, lha kok ngece-ngecean sesama anak bangsa. Dobol ah!.
Konon terpilihnya Donald Trump sebagai presiden Amerika karena menyebarkan virus penyakit ini hanya beberapa hari sebelum hari H pemilihan presiden. Bagaimana tidak, Trump yang pada banyak survey diramalkan akan kalah tiba-tiba bisa menang. Hal ini diduga karena tim pemenangannya menyebarkan “hal-hal yang diperlukan” kepada semua pemilik akun di media sosial. Jika asupan informasi “hal-hal yang diyakini” ini mereka baca terus-menerus, maka tidak heran jika dengan mudah mempengaruhi sikap dan keputusan yang akan mereka pilih. Bukankah caramu berfikir dan mengambil keptusan terhadap sesuatu itu berdasarkan informasi yang kamu dapatkan?. Artinya, kita harus sadar bahwa hanya dengan aktifitas jari kita saja, maka pikiran kita dapat di-hack, diarahkan untuk meyakini sesuatu yang sebenarnya tidak benar. Ya, layaknya sebuah gadget, otak kita juga bisa terkena hack.
Setelah kita mengetahui sumber penyakit ini, sebagaimana masyhur kita sering dengar, bahwa setiap penyakit itu pasti ada obatnya. Maka begitu juga dengan penyakit Filter Bubble ini. Obatnya tidak lain adalah “rajin piknik”. Lho kok?
Iya, piknik adalah obat untuk cebong-kampret!. Jika misalnya anda adalah pendukung Wiwi, maka sesekali pikniklah ke akun facebook teman anda yang pendukung Wowo, berikanlah jejak tanda jempol walau anda sebenarnya tidak senang dengan kontennya, sesekali berikan komentar, nggak usah serius-serius komentarnya. Tulis saja satu kata ‘al-fatekah’ atau mantra ‘hulaihi watulo’.
Dengan aktifitas anda piknik ke teman anda yang berbeda pandangan, maka begitu juga algortima di facebook akan otomatis memberikan informasi acak dan warna-warni di beranda facebook anda. Dengan asupan informasi seperti itu, anda akan menikmati konten warna-warni pula, baik itu konten wowo ataupun konten wiwi, kesimpulan terakhir akan diberikan oleh akal sehat anda yang belum ter-hack seperti otak cebong dan kampret itu.
Terakhir, jangan anda mengira aktifitas anda baik sebagai cebong atau kampret hanya berefek di dunia maya atau bahkan paling banter saling tonjok di dunia nyata. Tidak!. Bagi anda yang muslim, aktifitas jari-jari anda bahkan bisa berakibat manfaat atau petaka di akherat kelak. Panjang urusannya. Gusti Allah Swt. berfirman:
الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan tangan mereka berkatalah kepada Kami dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.”
Ingat, aktifitas tangan anda akan memberikan kesakisan di akherat. Pun walau itu hanya sekedar nge-share konten informasi yang anda ketahui sebagai hoax, yang mana bisa bikin runyam ukhuwwah.
Super terakhir, nasehat saya kepada sauada-saudara muslim, baik dari kelompok cebong ataupun kampret. Jangan sekedar menjaga ucapan saja, tapi jaga juga aktifitas tangan anda di media sosial sekalipun. Bukankah kekasih kita Nabi Muhammad Saw. sudah mewanti-wanti jauh hari dengan sabdanya:
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلَمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
“Seorang Muslim adalah yang menyelamatkan muslim dari (kejahatan) lisan dan tangannya”
Artinya, jika anda mempunyai teman muslim, lantas dengan sengaja anda menuliskan status atau komentar untuk menyakitinya. Anda harus instrospeksi, ke-muslim-an anda perlu dipertanyakan!. Karena salah satu ciri seorang muslim adalah menyelamatkan muslim lainnya dari kejahatan yang ia buat baik dengan ucapan lisan atau aktifitas tangan!.
Selamat berobat bong!. Semoga lekas sembuh mpret!.
0 blogger-facebook:
Post a Comment