Gini cung….
Dalam al-Qur’an, Gusti Allah itu berkali-kali bersumpah atas
nama waktu, dalam ilmu al-Qur’an, sumpah-sumpah Allah ini biasa disebut dengan
“Qasam”.
Lihat saja, Gusti Allah bersumpah dengan berfirman ; “Wadh
Dhuha” (Demi waktu Dhuha), “Wal Fajri” (Demi waktu fajar), “Wal Laili idza
yaghsya, wan nahaari idza tajalla” (Demi waktu malam apabila menutup, demi
waktu siang apabila terang benderang), “Wal Ashri” (Demi Masa) dan masih banyak
lagi sumpah-sumpah yang dikalamkan oleh Sang Empunya Waktu.
Saya memahaminya sederhana saja cung, salah satu hikmah yang
bisa kita ambil apabila membaca “qosam-qosam”nya Gusti Allah itu adalah bahwa
isim yang digunakan untuk bersumpah itu pasti sesuatu yang sangat amat very
penting sekali.
Contohnya gini cung, kamu pernah gak denger orang bersumpah
atas nama sepatu? misalnya dia bilang “Sumpah, demi sepatu…. Saya ini gak
pernah mencuri”. Tentu gak pernah kan cung,,,, ya Karena sepatu itu sama sekali
gak penting. Orang zaman dulu, banyak yang bersumpah atas nama bapak atau
ibunya dengan mengatakan “Sumpah, demi ayah ibuku bahwa saya bla bla bla”. Karena
ayah-ibu adalah sangat penting kedudukannya,
Begitu juga dengan Gusti Allah, kalau Dia sudah bersumpah
atas nama isim-isim waktu tersebut, berarti waktu adalah sesuatu yang sangat
amat penting sekali jiddan!. Faham ya cung?.
Sebenarnya waktu itu apa sih cak?
Gini Cung….
Bagi saya, waktu itu urusan ghaib…. Ghaibnya bukan seperti
kuntilanak dan genderuwo, bukan gitu. Maksud saya, sama seperti yang kita
pelajari dalam pelajaran fisika, bahwa waktu itu relatif.
Buat manusia seperti kita, “waktu” itu diukur dari hubungan
antara bumi dan matahari. Gampangnya gini cung, bumi ini kan berputar berotasi
pada dirinya sendiri, nah setiap kali berotasi dalam satu putaran itu butuh
waktu selama 24 jam hitungan kita. Sedang kalau bumi mengelilingi matahari,
setiap satu putaran itu butuh waktu 365 hari alias satu tahun. Jadi cung kalau
sekarang misalnya umurmu 17 tahun, berarti kamu sudah mengelilingi matahari
selama 17 kali.
Ini tentu beda dengan hitungan waktu di planet lain,
merkurius misalnya, dulu waktu saya nge-kos di merkurius, sekali mengelilingi
matahari planet ini butuh waktu 88 hari, Karena posisi dia lebih dekat dengan
matahari daripada bumi. Faham ya cung?.... ya kalau gak faham pura-pura faham
saja cung daripada kelihatan bodohmu hehehe…
Intinya sekali lagi, “waktu” itu relatif… semua yang ada
dalam tatasurya, hitungan waktunya pakai matahari, Lah kalau di luar tata surya
bijimana?, ya embuh cung,,,, sebenarnya saya faham cung, Cuma males jelaskan
hehe….
Nah kalau ada “waktu” yang relatif, berarti ada “waktu” yang
mutlak donk?.
Bener cung, bagi kita, waktu yang mutlak itu hanya ada di
sisi Gusti Allah…. Hanya Allah yang tahu. Lha wong Dia yang menciptkan waktu…. Wallahu
‘indahu ilmus saa’ah, Gusti Allah-lah yang mengetahui seluk beluk soal
“saat”….. walaupun para mufassir memaknai makna “saat” pada ayat ini adalah
“kiamat”. Toh “kiamat” itu kan juga akan datang “waktunya”.
Sekali lagi, mutlaknya waktu Cuma Gusti Allah yang Tahu. Makanya
ada keterangan dalam hadis, satu hari bagi Allah itu sama dengan seribu tahun
bagi kamu cung. Panjang kalau saya jelaskan ini, pokoknya waktu yang mutlak itu
Cuma Gusti Allah yang tahu ya cung….
Lha terus cak, “waktu” itu jenis apa sih cak?
Gini cung….
Setelah Mendaki gunung lewati lembah bersama Ninja Hatori,
saya memahami bahwa “waktu” itu makhluknya Gusti Allah. Dia menciptakan “waktu”
tepat bersamaan dengan terciptanya “jarak/ruang” diantara beberapa “materi”.
Wuidih…. Opo iku cak…. Aku ra mudeng!
Gini cung….
Saya buat ilustrasi yang bisa dijangkau otakmu.
Wkwkwkwk…..
Fahami baik-baik cung ilustrasi ini…. Keseleo sedikit
otakmu, bisa tersesat kamu cung.
Duluuuuuuu kala, sebelum Gusti Allah menciptakan sesuatu,
dan hanya Dia yang wujud (Ada). Dan berdasarkan irodah (Kehendak)-Nya, Dia pun
mencipta cuma SATU materi pertama…. Ini cikal bakal alam semesta cung…. dan
sesuai iradat-Nya pula, SATU materi ini pecah, meledak…. Inilah yang kemudian
dikenal dengan Big Bang, salah satu teori penciptaan alam semesta….. ayat
Qur’annya: kaanataa rotqon fafataqnaahumaa…..
Saya tahu kamu gak faham cung…. saya reduksi ilustrasinya lagi supaya kamu nyantol…
Ambil satu balon yang belum kamu tiup. Kemudian kamu kasih
titik-titik pada balon itu pake spidol.
Bayangkan, bahwa balon yang belum ditiup ini adalah satu-satunya materi.
Kemudian kamu tiup, maka tutul-tutul titik di balon tadi akan saling menjauh.
Ledakan materi awal yang meledak duluuuu kala, itu persis
seperti melembungnya balon yang kamu tiup. Serpihan-serpihan dari materi awal
yang kemudian menjadi banyak materi, itu persis seperti tutul-tutul titik pada
balon, semuanya menjauh dan berproses menjadi macem-macem. Moga dari ilustrasi
ini kamu faham ya cung…..
Nah, ledakan materi awal, masih berproses sampai di detik
saya menulis tentang ini cung. Dari ledakan-ledakan itu, tercipta
planet-planet, bintang-gemintang dan lain sebagainya, termasuk bumi yang kamu
injak-injak ini. Moga saja kamu faham cung….
Kembali ke pertanyaanmu tadi, jadi ketika materi awal tadi
meledak menjadi beberapa materi yang terus berproses….. saat itulah tercipta
yang namanya “jarak” atau “ruang”. Gak mudeng? Gini…. Bayangkan “materi” awal
tadi namanya A, dia pecah jadi B, ada C dan ada D. nah jarak antar materi A, B,
C, D dan seterusnya ini disebut “ruang”. Faham ya cung…. semoga saja!
Lanjut cung….. nah, ketika “ruang” ini tercipta, saat itu
jugalah “waktu” tercipta.
Wes cung…. kamu kok kayaknya gak faham….
Terakhir begini cung,
di pagi hari nanti kamu keluar rumah….
Berdiri dan lihatlah kea rah matahari. Nah, antara posisimu berdiri dan
matahari yang kamu lihat itu disebut dengan “ruang”.
Di tengah kamu sedang berdiri menatap matahari, sadarilah
bahwa matahari yang kami lihat itu bukanlah matahari tepat yang seperti kamu
lihat. Hakekatnya ia adalah matahari delapan menit yang lalu….
Lha kok bisa
cak?.
Iya, Karena jarakmu dan matahari itu jauh banget, sehingga cahaya
matahari agar sampai di penglihatan matamu itu membutuhkan waktu sekitar
delapan meniti. Jadi, mata itu sering menipu jika soal waktu.
Wallahu a'lam.
AKu ingat cerita ini...
ReplyDeleteCoba kamu tonton film "INTERSTELLER" sao.... bagus banget.
Deletehabis nonton film ini, terus baca puisiku "tarian Mabuk Allah" yang dulu itu lho...