Seseorang yang memutuskan untuk
menempuh jalan tasawwuf dengan menjadi sufi Darwish dalam Tarekat Maulawiyyah
tidaklah dapat ditempuh dengan mudah. Berbeda dengan beberapa tarekat yang
cukup datang kepada seorang mursyid kemudian berbai’at kepadanya tanpa
persyaratan yang sulit.
Dalam tarekat yang dipelopori oleh
Maulana Jalaluddin Rumi ini, sebelum seseorang memutuskan menjadi Darwish
Maulawi, maka ia harus memenuhi tiga syarat utama, yakni mendapat ridho
(kerelaan) dari orang tua, telah mencapai usia baligh, dan belum menikah.
![]() |
Ilustrai Calon Darwish Maulawi |
Jika tiga syarat ini telah
terpenuhi, maka calon darwish harus menghadapi ujian kesabaran yang ketat yang
biasa disebut dengan “Cile”. Cile sendiri bermakna pendidikan 1001 hari
menghadapi cobaan.
Sebelum dikabulkan untuk menempuh Cile,
calon darwish maulawi harus duduk dalam posisi tahiyyat di atas sebuah tempat
batu yang telah disediakan di dapur Dergah (pemondokan tasawwuf) dan
meletakkan sepatunya di lubang di bawah tempat duduknya. Posisi seperti ini
harus ditempuh selama 3 hari tanpa boleh beranjak dan merubah posisi duduk
kecuali untuk mendirikan shalat dan menyelesaikan hajat di kamar kecil. Selama
menempuh ujian ini, makanan dan minuman akan disediakan oleh para darwish yang
lain, namun tak satupun dari mereka yang boleh berbicara dengan calon darwish
ini.
Jika ia mampu menempuh ujian ini,
seorang Asci Dede (syekh yang bertanggungjawab penuh soal dapur) akan
memutar posisi sepatu sebagai tanda diterimanya ia untuk menempuh jalan
tasawwuf para darwish tarekat Maulawiyyah. Kemudian seorang dede juga akan
meletakkan Sikke-i Şerîf (topi
panjang yang digunakan para darwish) di atas kepala darwish baru ini, maka
sah-lah ia disebut sebagai Nev-niyâz, yakni murid yang baru menjadi
darwish Maulawiyyah.
![]() |
Nev Niyaz sedang ber-hizmet |
Kemudian, darwish baru ini
diharuskan untuk menempuh 1001 hari kehidupan yang tidak mudah di kawasan
Dergah yang disebut Cile tadi. Seorang yang baru menjadi darwish,
mulanya harus ber-hizmet di bagian dapur dipimpin oleh seorang Asci
Dede. Selama di posisi ini, darwish tersebut mempunyai beberapa pekerjaan
wajib yang harus dikerjakan berurutan. Awalnya ia mengerjakan hal-hal yang
berkaitan dengan sepatu; membersihkan, merapikan rak, memperbaiki sepatu dan
lain sebagainya. Jika telah menguasai tugas ini dengan baik, maka ia akan
bertugas sebagai tukang sapu. Seterusnya secara berurutan ia akan “naik
pangkat” bertugas untuk belanja ke pasar, lalu memasak, pencuci piring dan seterusnya
yang jumlah totalnya ada 18 tugas yang harus ia jalani selama ber-hizmet di
dapur. Pada tingkat ini juga, seorang darwish mempelajari baca-tulis al-Qur’an,
bahsa Arab, fikih dasar, hadis dan lain sebagainya. Selama di sini, sedikit
demi sedikit ia juga akan mendapatkan pelajaran tasawuf tarekat Maulawiyyah.
![]() |
Matbaa Serif, ilustrasi dapur di Dergah Maulawiyyah |
Setelah itu, seorang darwish
mempunyai tanggungjawab menjadi asisten dari Asci Dede untuk memberikan
pelajaran tasawuf bagi tingkat di bawahnya. Pada tingkat ini, seorang darwish
juga diberikan pakaian Sema yang digunakan untuk tarian sufi berputar.
![]() |
Sedikit demi sedikit diperkenankan belajar Tari Sema (tari sufi berputar) |
Lalu di dergah-dergah Maulawiyah,
para darwish setiap hari membaca dan mengkaji kitab al-Matsnawi, sebuah kitab
karya Maulana Jalaluddin Rumi. Di tingkat ini juga, para darwish diajarkan
kesenian-kesenian indah semacam kaligarifi, membuat miniatur, seni lukis di
atas keramik, kesenian yang berkaitan dengan kulit dan lain sebagainya. Dari
hasil kesenian inilah mereka dapat mencari rezeki halal. Oleh sebab itu,
dergah-dergah Maulawiyah menjadi semacam pusat sanggar-sanggar kesenian karena
para darwish banyak sekali membuat karya-karya seni.
![]() |
Mempelajari kitab-kitab Maulana Jalaluddin Rumi |
![]() |
Setelah menempuh cile, darwish bisa disebut sebagai seorang Dede |
Sampai tingkat ini, maka seorang
darwish telah berhasil menempuh Cile. Bahkan banyak juga pada tingkat
ini mereka disebut sebagai “Dede”. Selama pendidikan 1001 hari ini,
seorang darwish tidak diperkenankan untuk keluar dari kawasan dergah.
![]() |
Hasip Dede ketika muda, seorang Dede bagian Musik |
![]() |
Cak Gopar dalam busana Darwish Maulawiyah |
0 blogger-facebook:
Post a Comment